Materi, Tugas, Artikel, Kuliah dan Umum

Blog Archive

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Minggu, 05 April 2015

Artikel Perekonomian Indonesia


| Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana 
| Program Study Ekonomi Manajemen 2011

Perekonomian Indonesia

Sampai detik terakhir ini, kebijaksanaan pemerintah Indonesia mengenai peningkatan perekonomian di Indonesia ini masih sangat minim terhadap pemanfaatan produk industry rakyat. Namun hal demikian tidaklah harus disikapi dengan sikap pesimis melainkan dengan pemikiran untuk melakukan perubahan,sehingga Universitas Mercu Buana Yogyakarta memiliki sebuah solusi untuk perekonomian Indonesia yang sedang terpuruk ini, seharusnya bersama-sama dengan warga Negara pemerintah Indonesia perlu adanya kerjasama dalam industry ekonomi seperti halnya yang dikemukakan pada pasal 33 ayat (1) yang berbunyi Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekkeluargaan. Yang artinya sebagaimana dikemukakan oleh Bung Hatta, yang dimaksud dengan “usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan,” ialah koprasi. Yang artinya dalam rangka peningkatan industi ekonomi para pelaku ekonomi Indonesia harus melihat diri mereka bersaudara. Sebab itu. Dalam rangka mencapai kemakmuran bersama, mereka harus berusaha untuk bekerja sama dan saling bantu membantu (Hatta, 1970) jika tidak, maka tidak akan pernah pupus sikap tidak percaya masyarakat pada kebijaksanaan pemerintah mengenai hasil kebijakan yang telah di amandemenkan.

Penjelasan tersebut akan dapat menanamkan dalam diri penduduk setempat rasa tanggung jawab sebagai warga Negara untuk selalu berproduksi melainkan tidak memproduksi. Akan tetapi ketahanan perekonomian tercapai jika seluruh individu rakyat Indonesia mempunyai akses ( secara fisik dan financial ) untuk mendapatkan apa yang telah diinginkan. Maka dari itu masalah ini perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah sehingga produksi di Indonesia dapat lebih baik lagi dalam upaya membantu memperbaiki perekonomian Indonesia dan hasilnnya dapat bermanfaat bagi lapisan masyarakat yang sangat membutuhkan.

Petani | Desa Argorejo, Bantul | Foto : Ryan
Pemerintah Indonesia hendaknya dapat memanfaatkan serta menjunjung tinggi sebuah karya yang dihasilkan oleh bangsa sediri tanpa harus memproduksi produk dari bangsa lain. Sedangkan produk sendiri kualitasnya tidak jauh lebih baik dari negara-negara lain, tetapi yang perlu digaris bawahi adalah kita disini tidak menyatakan bahwa sepenuhya pemerintah Indonesia tidak dapat melakukan tanggung jawabnya dengan maksimal, selain itu kita juga tidak menyebut bahwa seluruh bentuk kegagalan dalam perekonomian di Indonesia adalah sepenuhnya salah pemerintah. Jelasnya keterpurukan perekonomian yang terjadi di Indonesia ini adalah sebuah tanggung jawab warga Negara sepenuhnya, dalam arti harus ada kerjasama antara pemerintah dan rakyat Indonesia, untuk menjaga keseimbangan dan kemajuan ekonomi nasional. Pendekatan etis ini akan bermakna jika didukung dan diperkuat dengan penelitian objektif terhadap penyebab dan akibat terjadinya mininya perekonomian yang terjadi Negara Indonesia.

Tapi yang perlu saya tekankan disini tidak adanya intervensi dari pemerintah atau laissez-faire memungkinkan terwujudnya kemakmuran. Kebebasan berproduksi, membeli, menjual dan berinvestasi akan memberikan kesempatan untuk menjadi kaya bagi semua agen ekonomi, jika setiap transaksi dilakukan secara bebas oleh dua pihak utama yang terlibat, sehingga masing-masing mendapatkan keuntungan pada saat yang bersamaan perusahaan yang bebas merupakan sebuah faktor penting untuk menciptakan kesamaan(equality), jika setiap orang memiliki kesempatan untuk memanfaatkan summber daya yang tersedia untuk berproduksi dan memasarkan produknya sehingga dua pihak utama yang terlibat tadi masing-masing menjadi lebih kaya. Inggris adalah contoh yang menarik sebagai Negara yang pertama kali berhasil dalam revolusi industry, antara tahun 1780 sampai 1840 ekonomi inggris mengalami transformasi radikal yang menandai dimulainya pertumbuhan ekonomi pada waktu yang panjang. Salah satu pembelajaran dari contoh tersebut adalah bahwa perubahan telah menjadi faktor yang penting untuk memfasilitasi pemanfaatan dan mengawasi sumber daya alam untuk kepentingan produksi.

Soekarno, salah satu founding father’s bangsa kita sejak awal telah mewanti-wanti generasi penerus untuk tidak menjadikan bangsa ini sebagai bangsa kuli, atau membiarkan orang Indonesia menjadi kuli di antara para bangsa. Soekarno paham betul bahwa permasalahan terbesar bangsa ini bukan saja karena penjajahan langsung oleh bangsa lain, namun penjajahan bangsa lain dengan menjadikan elite-elite pribumi terdidik sebagai perpanjangan tangannya di negeri ini. Duh nasib..bangsaku. Sampai kapan bangsa ini terus begini?

0 komentar:

Posting Komentar