Materi, Tugas, Artikel, Kuliah dan Umum

Blog Archive

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Rabu, 04 September 2013

Memaknai Sumpah Pemuda dalam Kesederhanaan




Lomba Membaca Naskah Sumpah Pemuda
Mapemdanews_28 Oktober 2012_ Hari sumpah pemuda adalah hari dimana seluruh pemuda di Indonesia bertekat untuk bersatu demi sebuah kemerdekaan. Namun belakangan peringatan hari sumpah pemuda seakan-akan tidak terdengar suaranya, terlebih di pelosok-pelosok desa. Seperti halnya yang terjadi di desa Dukuh dan Plumbon, kecamatan Kalibawang, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Sejak tahun 1945 sampai saat ini setelah reformasi baru pada  Minggu 28 oktober 2012 para anak-anak, pelajar SD dan SMP di desa tersebut bisa merasakan peringatan hari sumpah pemuda  yang di selenggarakan oleh Taman Baca Mapemda.  Taman Baca Mapemda adalah sebuah taman baca, dimana masyarakat luas dalam hal ini masyarakat desa baik anak-anak maupun orang tua dapat mengakses informasi bahan bacaan secara gratis. Taman Baca Mapemda di dirikan oleh mahasiswa yang tergabung dalam organisasi mahasiswa peduli masyarakat desa (MAPEMDA), yang merupakan unit kegiatan di luar kampus sebagai wujud pengabidan mahasiswa Universitas Mercu Buana Yogyakarta kepada masyarakat. Kegiatan ini telah berlangsung selama satu tahun, yang meliputi bidang pendidikan, sosial, ekonomi dan kesehatan.
                Dalam rangka memperingati hari sumpah pemuda pengurus harian Taman Baca Mapemda yang merupakan angkatan pertama kelas Taman Baca Mapemda mengadakan berbagai perlombaan bagi para anggota, seperti;  lomba membuat puisi untuk pahlawan, menceritakan tokoh pahlawan,tanya jawab, lomba membaca naskah sumpah pemuda dan menggambar. Kategori lomba juga di sesuaikan dengan tingkat kelas dan jenjang pendidikan dari kelas 1 SD sampai kelas 3 SMP.  Riki Rahmat salah satu peserta  lomba membuat puisi untuk pahlawan  tingkat kelas 5 SD mengungkapkan. “Ini adalah puisi pertama saya, kalau saya tidak menang dalam lomba ini saya akan berjuang membuat puisi yang lebih baik lagi. Saya ingin seperti Jendral Sudirman yang tidak pernah menyerah”.
                Kegiatan memperingati hari sumpah pemuda yang di ikuti oleh 30 peserta ini begitu meriah walau sebenarnya terasa sangat sederhana,  bahkan para peserta lomba harus menunggu dua minggu untuk mengetahui hasil dari karya yang mereka lombakan. Hal ini di karenakan penjurian lomba di laksanakan oleh Pengurus MAPEMDA di  Yogyakarta. Menurut Haniah selaku ketua panitia peringatan hari sumpah pemuda taman baca mapemda, kegiatan kali ini sebagai salah satu cara menumbuhkan dan meningkatkan rasa nasionalisme serta sebagai media pengenalan kepada peserta taman baca mapemda tentang hari-hari besar nasional dan bagaimana kita bisa memaknainya. Ia jua berharap dengan adanya kegiatan semacam ini, minat baca dan anggota taman baca mapemda akan semakin bertambah. “Peringatan hari sumpah pemuda yang di kemas dengan berbagai perlombaan memang menjadi media promosi bagi pelajar yang belum bergabung” ungkap siswi kela 2, SMP 2 Ma’arif Kalibawang itu.
                Sementara itu di sela-sela kesibukanya karena banyaknya peserta yang masih kebingungan untuk memulai membuat karyanya.  Ariyanto selaku ketua umum MAPEMDA mengungkapkan bahwa acara peringatan hari sumpah pemuda ini di adakan secara mendadak, sebenarnya dalam jadwal rutin kunjungannya setiap dua minggu sekali, kali ini ia ingin berparisipasi dan merayakan hari Idul Adha 1433 H, bersama anak-anak didiknya, itu sebabnya sehari setelah perayaan hari Idul Adha ia sudah berkemas untuk kembali ke Yogyakarta. Tetapi justru anak-anak didiknya mengingatkan bahwa hari minggu 28 November 2012 adalah hari sumpah pemuda, sehingga ia baru di beri ijin pulang minggu sore. “Saya sendiri lupa, bahwa hari sumpah pemuda bertepatan hari minggu ini” tambahnya semabri tersenyum malu.  Sedangkan berkaitan dengan gerakan mengajar yang ia dirikan sejak satu tahun yang lalu ia tidak banyak memberi komentar, menurutnya memang sudah kewajiban kita semua untuk saling memajukan dan mengembangkan pendidikan bangsa, terlebih bagi para mahasiswa. “Sebagai peribadi gerakan mengajar mapemda, adalah balas jasa, dan pengabdian saya kepada masyarakat yang telah membiayai pendidikan saya melalui pajak yang mereka bayar” ungkap mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta yang juga sebagai penerima beasiswa unggulan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemdikbud. Terlepas dari semua itu, peringatan hari sumpah pemuda memang harus di maknai sebagai wujud rasa cinta terhadap tanah air.

Sumber : Kedaulatan Rakyat-Suara Kampus/erna

0 komentar:

Posting Komentar