Materi, Tugas, Artikel, Kuliah dan Umum

Blog Archive

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Minggu, 19 April 2015

Dlingo-Sendangwesi Pembukaan semangat baru


Sabtu, 5 Oktober 2013 Tim Sekolah Pasar Rakyat Dlingo :  Akmal, Khilda, Khoris, Puput, Ryan Ariyanto,  beserta Ketua Umum Sekolah Pasar Rakyat bapak Puthut Indroyono membuka pertemuan pertama dan peresmian Sekolah Pasar Rakyat di Pasar Dlingo dan Pasar Sendang Wesi, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Dalam agendanya tim berangkat dari Sekretariat Sekolah Pasar Rakyat jam 08.00  akan tetapi komposisi tim yang berasal dari berbagai kampus yang berbeda dan juga domisili yang berbeda menjadikan anggota tim berangkat dari rumah dan kos masing-masing. Pak Puthut berangakat dari Skretariat Sekolah Pasar Rakyat jam 08.00 sesuai jadwal, kemudian Akmal, Khilda dan Puput berangkat dari kos mereka juga jam 08.00, Kharis berangkat dari rumahnya jam 08.00, dan saya Ryan berangkat dari kos pukul 10.15, "telat bangun".

Acara pertemuan pertama dan peresmian Sekolah Pasar Dlingo-Sendang Wesi jam 11.00, kawan-kawan tim tiba di lokasi 1 jam sebelum acara dimulai. Kharis sempat kebablasan "nyasar" tetapi tetap datang sebelum acara di mualai dan masih dapat turut serta membantu mempersiapkan acara. Yang menyedihkan adalah Ryan, dengan jarak domisili terjauh menuju Dlingo dan telat bangun menjadikan dia tiba 20 menit acara berjalan.

Acara berjalan lancar, seperti acara pada umumnya diawali sambutan-sambutan dari Disperindakop Kabupaten Bantul, Perwakilan Pemerintah Desa, Lurah Pasar, Perwakilan Pedagang Pasar dan Perwakilan dari Tim Sekolah Pasar Rakyat. Dilanjutkan sesi pemaparan tentang Sekolah Pasar oleh bapak Puthut, kontrak belajar, pemilihan pengurus Sekolah Pasar Rakyat Dlingo-Sendangwesi dan rencana kurikulum"materi" oleh mbak Khilda, di langsungkan dengan diskusi dan dengar pendapat, penentuan hari kelas dan klinik Sekolah Pasar nantinya.

Hasil Petemuan :
1. Sekolah Pasar Rakyat Dlingo dan Sekolah Pasar Rakyat Sendang Wesi, digabung menjadi satu Sekolah Pasar Rakyat "SPR Dlingo-Sendangwesi"
2. Pertemuan kelas dan klinik Sekolah Pasar Rakyat Dlingo-Sendangwesi setiap hari pasaran yaitu : Pahing dan Kliwon
3. Lokasi pelaksanaan pertemuan, kelas dan klinik dilakukan secara bergantian yaitu ; hari pasar minggu pertama di Pasar Dlingo dan hari pasar minggu kedua di Pasar Sendangwesi
4. Materi kelas berdasarkan modul sekolah pasar yang beradaptasi dengan kondisi Pasar Rakyat Dlingo-Sendangwesi
5. Kamis 10 Oktober, disepakati menjadi kelas pertama yang akan dilaksanakan di Pasar Dlingo.

Selesai acara Tim Sekolah Pasar Rakyat berkunjung ke Pasar Sendangwesi, akan tetapi pedagang pasar tinggal beberapa pedagang saja yang masih berada di pasar.

Catatan Pribadi :
Pasar Dlingo, pertama kali turun ke Pasar Dlingo saat meninjau lokasi dan menyampaikan surat undangan FGD Tim Riset Sekolah Pasar Rakyat sebagai pribadi saya tidak tau apa yang nantinya bisa diperbuat di pasar ini. Kondisinya sungguh memprihatinkan, bangunan yang jauh dari kata layak, banguan dibuat dari kayu yang alakadarnya sekedar bisa menaruh barang dagangan, sebagian lagi hanya mengunakan terpal dan karung bekas yang dihampar ditanah sebagai alas barang dagangannya. Lahan pasar yang sempit, dan sebagian berdagang di badan jalan yang jika hari biasanya adalah jalan penghubung antar desa. Pasar Dlingo, memang masih dalam tahap pembanguan sehingga pedagang berinisiatif untuk berjualan di lahan desa di belakang pasar milik desa. Sementara pembanguanan Paasar Dlingo masih dalam proses dan baru 15 Desember 2013 mendatang kemungkinan dapat ditempati.

Kondisi pasar yang alakadarnya, tidak menjadikan pedagang di sana kemudian patah semangat atau berdagang dengan apa adanya. Para pedagang tetap terlihat semangat menjadikan diri mereka sebagai pedagang yang "melayani" konsumen dengan sebaik mungkin. Senyum, sapa, saling tanya kabar, antara pedagang dan konsumen tetap melekat, budaya lemah lembut, budaya utang-piutang, budaya ngeluihi "memberi bonus berat timbangan" masih dipegang oleh pedagang. Semua sama, tidak ada yang berbeda. Di sini sebagai pribadi kemudian saya melihat betapa kearifan lokal ke-Indonesian di Pasar Tradisional yang terus saja hidup dalam kondisi apapun, sehingga menjadi sebuah gambaran bahwa pasar sebagai mana fungsinya "tempat berkumpul, bertemunya penjual dan pembeli" yang di sana terjadi interaksi sosial yang tidak dapat lepas dari sekedar aktivitas ekonomi semata. Hal ini yang tidak boleh luntur apalagi sengaja dihilangkan dengan konsep modernisasi layaknya sistem retail modern "yang pelayannya mengucapkan salam setiap kali konsumen masuk, sebagai ceremonial semata yang terkadang diputar berulang-ulang dari soundsistem di atas pintu" penjual dan pembeli hanya melakukan aktivitas ekonomi.

Sekolah Pasar Dlingo, itu tantangan. Medan yang cukup menantang dan jarak yang cukup jauh bagi saya sebagai Individu, kemudian status sebagai mahasiswa dan ditambah lagi Sekolah Pasar Dlingo diselenggarakan berdasarkan hari pasaran menjadikan tim akan kesulitan dalam mengatur jadwal mereka antara kuliah dan mengabdi di Pasar. 

Akan tetapi, ini adalah semangat baru, ini pertama di Sekolah Pasar Rakyat, satu tim dan satu program langsung untuk dua pasar. Sebuah tantangan hendaknya menjadikan sebuah penyemangat baru. Semoga kedepannya, Sekolah Pasar Rakyat Dlingo-Sendangwesi dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan dicita-citakan bersama. Sehingga "jangan ijinkan hati ini menjadi kerdil dan takut, karena fungsi kaum yang sempat mengenakan almamater adalah pengabdian".

Minggu, 05 April 2015

Download Materi - Kuliah Wajib - Bahasa Indonesia


Kuliah Wajib Bahasa Indonesia (Semester 1) Untuk mendapatkan materi kawan-kawan bisa download materi yang telah kami sediakan. Materi yang diunggah merupakan materi dari dosen yang bersangkutan.

Dalam tahun yang berbeda kemungkinan terjadi pengembangan materi oleh dosen yang bersangkutan. Sehingga bagi kawan-kawan yang memiliki versi lebih baru atau memiliki materi yang lebih lengkap mohon agar turut berbagi.

Materi Bahasa Indonesia Pertemuan Pertama Download Via 4share Klik =>di sini<=
Materi Bahasa Indonesia Pertemuan Kedua  Download Via 4share Klik =>di sini<=
Materi Bahasa Indonesia Pertemuan Ketiga Download Via 4share Klik =>di sini<=
Materi Bahasa Indonesia Pertemuan Empat Download Via 4share Klik =>di sini<=
Materi Bahasa Indonesia Pertemuan Lima Download Via 4share Klik =>di sini<=
Materi Bahasa Indonesia "Ragam Bahasa" Download Via 4share Klik =>di sini<=

Semoga bermanfaat

Download Materi - Kuliah Wajib Aplikom




Download Materi - Kuliah Wajib Aplikom
Kuliah Wajib Aplikasi Komputer . Untuk mendapatkan materi kawan-kawan bisa download materi yang telah kami sediakan. Materi yang diunggah merupakan materi dari dosen yang bersangkutan.

Dalam tahun yang berbeda kemungkinan terjadi pengembangan materi oleh dosen yang bersangkutan. Sehingga bagi kawan-kawan yang memiliki versi lebih baru atau memiliki materi yang lebih lengkap mohon agar turut berbagi.




Materi Aplikom RPKPS Download Via 4share Klik =>di sini<=
Materi Aplikom Desain Presentasi  =>di sini<=
Materi Aplikom Makalah Sistem Komputer Download Via 4share Klik =>di sini<=
Materi Excel For Statistic Download Via 4share Klik =>di sini<=
Materi Perangkat Lunak Aplikasi Download Via 4share Klik =>di sini<=
Materi Sistem Komputer Download Via 4share Klik =>di sini<=
Materi Sistem Operasi Downloaad Via 4share Klik =>di sini<=

Semoga bermanfaat,

Download Materi - Kuliah Wajib Kepemimpinan



Download Materi - Kuliah Wajib Kepemimpinan
Kuliah Wajib Kepemimpinan. Untuk mendapatkan materi kawan-kawan bisa download materi yang telah kami sediakan. Materi yang diunggah merupakan materi dari dosen yang bersangkutan.

Dalam tahun yang berbeda kemungkinan terjadi pengembangan materi oleh dosen yang bersangkutan. Sehingga bagi kawan-kawan yang memiliki versi lebih baru atau memiliki materi yang lebih lengkap mohon agar turut berbagi.


Materi Kepemimpinan Hukum Navigasi Download Via 4share Klik =>di sini<=
Materi Kepemimpinan Download Via 4Share =>di sini<=
Materi Kepemimpinan Maxwell Download Via 4share Klik =>di sini<=
Materi Kepemimpinan Download Via 4share Klik =>di sini<=
Materi Habit Download Via 4share Klik =>di sini<=


Semoga bermanfaat

Download Materi - Kuliah Wajib Kewirausahaan


Download Materi - Kuliah Wajib Kewirausahaan
Kuliah Wajib Kewirausahaan. Untuk mendapatkan materi kawan-kawan bisa download materi yang telah kami sediakan. Materi yang diunggah merupakan materi dari dosen yang bersangkutan.

Dalam tahun yang berbeda kemungkinan terjadi pengembangan materi oleh dosen yang bersangkutan. Sehingga bagi kawan-kawan yang memiliki versi lebih baru atau memiliki materi yang lebih lengkap mohon agar turut berbagi.

Materi Kewirausahaan sesi 2 Download Via 4share Klik=>di sini<=
Materi Kewirausahaan sesi 3 Download Via 4share Klik=>di sini<=
Materi Kewirausahaan sesi 4 Download Via 4share Klik=>di sini<=
Materi Kewirausahaan sesi 5 Download Via 4share Klik=>di sini<=
Tambahan Sesi Lima =>di sini<=
Materi Kewirausahaan sesi 6 Download Via 4share Klik=>di sini<=
Materi Kewirausahaan sesi 7 Download Via 4share Klik=>di sini<=
Materi Kewirausahaan sesi 8 Download Via 4share Klik=>di sini<=

Semoga bermanfaat.

Download Materi - Kuliah Wajib Pendidikan Agama Islam


Kuliah Wajib Pendidikan Agama Islam. Untuk mendapatkan materi kawan-kawan bisa download materi yang telah kami sediakan. Materi yang diunggah merupakan materi dari dosen yang bersangkutan.

Dalam tahun yang berbeda kemungkinan terjadi pengembangan materi oleh dosen yang bersangkutan. Sehingga bagi kawan-kawan yang memiliki versi lebih baru atau memiliki materi yang lebih lengkap mohon agar turut berbagi.

Materi Agama Perjalanan Hidup Download Via 4share Klik =>di sini<=
Materi Akidah Islamiah Download Via 4Share =>di sini<=
Materi Islam Motivation Download Via 4share Klik =>di sini<=
Materi Makalah Pendidikan Islam Download Via 4share Klik =>di sini<=


Semoga bermanfaat.


Download Materi - Kuliah Wajib Kewarganegaraan



Download Materi - Kuliah Wajib Kewarganegaraan
Kuliah Wajib Pendidikan Kewarganegaraan. Untuk mendapatkan materi kawan-kawan bisa download materi yang telah kami sediakan. Materi yang diunggah merupakan materi dari dosen yang bersangkutan.


Dalam tahun yang berbeda kemungkinan terjadi pengembangan materi oleh dosen yang bersangkutan. Sehingga bagi kawan-kawan yang memiliki versi lebih baru atau memiliki materi yang lebih lengkap mohon agar turut berbagi.




Materi Filsafat Pancasila Download Via 4share Klik =>di sini<=
Materi Kewarganegaraan Download Via 4Share =>di sini<=
Materi Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Download Via 4share Klik =>di sini<=
Materi Pendidikan PKN Download Via 4share Klik =>di sini<=
Materi Pendidikan PS Download Via 4share Klik =>di sini<=
Materi Sistem Filsafat Pancasila Download Via 4share Klik =>di sini<=
Materi Wawasan Kebangsaan Download Via 4share Klik =>di sini<=


Semoga bermanfaat


Artikel Perekonomian Indonesia


| Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana 
| Program Study Ekonomi Manajemen 2011

Perekonomian Indonesia

Sampai detik terakhir ini, kebijaksanaan pemerintah Indonesia mengenai peningkatan perekonomian di Indonesia ini masih sangat minim terhadap pemanfaatan produk industry rakyat. Namun hal demikian tidaklah harus disikapi dengan sikap pesimis melainkan dengan pemikiran untuk melakukan perubahan,sehingga Universitas Mercu Buana Yogyakarta memiliki sebuah solusi untuk perekonomian Indonesia yang sedang terpuruk ini, seharusnya bersama-sama dengan warga Negara pemerintah Indonesia perlu adanya kerjasama dalam industry ekonomi seperti halnya yang dikemukakan pada pasal 33 ayat (1) yang berbunyi Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekkeluargaan. Yang artinya sebagaimana dikemukakan oleh Bung Hatta, yang dimaksud dengan “usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan,” ialah koprasi. Yang artinya dalam rangka peningkatan industi ekonomi para pelaku ekonomi Indonesia harus melihat diri mereka bersaudara. Sebab itu. Dalam rangka mencapai kemakmuran bersama, mereka harus berusaha untuk bekerja sama dan saling bantu membantu (Hatta, 1970) jika tidak, maka tidak akan pernah pupus sikap tidak percaya masyarakat pada kebijaksanaan pemerintah mengenai hasil kebijakan yang telah di amandemenkan.

Penjelasan tersebut akan dapat menanamkan dalam diri penduduk setempat rasa tanggung jawab sebagai warga Negara untuk selalu berproduksi melainkan tidak memproduksi. Akan tetapi ketahanan perekonomian tercapai jika seluruh individu rakyat Indonesia mempunyai akses ( secara fisik dan financial ) untuk mendapatkan apa yang telah diinginkan. Maka dari itu masalah ini perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah sehingga produksi di Indonesia dapat lebih baik lagi dalam upaya membantu memperbaiki perekonomian Indonesia dan hasilnnya dapat bermanfaat bagi lapisan masyarakat yang sangat membutuhkan.

Petani | Desa Argorejo, Bantul | Foto : Ryan
Pemerintah Indonesia hendaknya dapat memanfaatkan serta menjunjung tinggi sebuah karya yang dihasilkan oleh bangsa sediri tanpa harus memproduksi produk dari bangsa lain. Sedangkan produk sendiri kualitasnya tidak jauh lebih baik dari negara-negara lain, tetapi yang perlu digaris bawahi adalah kita disini tidak menyatakan bahwa sepenuhya pemerintah Indonesia tidak dapat melakukan tanggung jawabnya dengan maksimal, selain itu kita juga tidak menyebut bahwa seluruh bentuk kegagalan dalam perekonomian di Indonesia adalah sepenuhnya salah pemerintah. Jelasnya keterpurukan perekonomian yang terjadi di Indonesia ini adalah sebuah tanggung jawab warga Negara sepenuhnya, dalam arti harus ada kerjasama antara pemerintah dan rakyat Indonesia, untuk menjaga keseimbangan dan kemajuan ekonomi nasional. Pendekatan etis ini akan bermakna jika didukung dan diperkuat dengan penelitian objektif terhadap penyebab dan akibat terjadinya mininya perekonomian yang terjadi Negara Indonesia.

Tapi yang perlu saya tekankan disini tidak adanya intervensi dari pemerintah atau laissez-faire memungkinkan terwujudnya kemakmuran. Kebebasan berproduksi, membeli, menjual dan berinvestasi akan memberikan kesempatan untuk menjadi kaya bagi semua agen ekonomi, jika setiap transaksi dilakukan secara bebas oleh dua pihak utama yang terlibat, sehingga masing-masing mendapatkan keuntungan pada saat yang bersamaan perusahaan yang bebas merupakan sebuah faktor penting untuk menciptakan kesamaan(equality), jika setiap orang memiliki kesempatan untuk memanfaatkan summber daya yang tersedia untuk berproduksi dan memasarkan produknya sehingga dua pihak utama yang terlibat tadi masing-masing menjadi lebih kaya. Inggris adalah contoh yang menarik sebagai Negara yang pertama kali berhasil dalam revolusi industry, antara tahun 1780 sampai 1840 ekonomi inggris mengalami transformasi radikal yang menandai dimulainya pertumbuhan ekonomi pada waktu yang panjang. Salah satu pembelajaran dari contoh tersebut adalah bahwa perubahan telah menjadi faktor yang penting untuk memfasilitasi pemanfaatan dan mengawasi sumber daya alam untuk kepentingan produksi.

Soekarno, salah satu founding father’s bangsa kita sejak awal telah mewanti-wanti generasi penerus untuk tidak menjadikan bangsa ini sebagai bangsa kuli, atau membiarkan orang Indonesia menjadi kuli di antara para bangsa. Soekarno paham betul bahwa permasalahan terbesar bangsa ini bukan saja karena penjajahan langsung oleh bangsa lain, namun penjajahan bangsa lain dengan menjadikan elite-elite pribumi terdidik sebagai perpanjangan tangannya di negeri ini. Duh nasib..bangsaku. Sampai kapan bangsa ini terus begini?

Download Materi Manajement - Pengantar Bisnis







Memasuki Semester pertama, dalam fakultas ekonomi kita akan bertemu dengan mata kuliah Pegantar Bisnis. "Hal ini disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku, perubahan kurikulum terkadang menjadikan mata kuliah menjadi bergeser jenjang semesternya atau tawaran mata kuliahnya"

Dalam tahun yang berbeda kemungkinan terjadi pengembangan materi oleh dosen yang bersangkutan. Sehingga bagi kawan-kawan yang memiliki versi lebih baru atau memiliki materi yang lebih lengkap mohon agar turut berbagi.


Untuk mendapatkan materi kawan-kawan bisa download materi yang telah kami sediakan. Materi yang diunggah merupakan materi dari dosen yang bersangkutan.

Materi PB-Trans Bab 1 Download Via 4share Klik =>di sini<=
Materi PB-Trans Bab 2 Download Via 4Share =>di sini<=
Materi PB-Trans Bab 3 Download Via 4share Klik =>di sini<=
Materi PB-Trans Bab 4 Download Via 4share Klik =>di sini<=
    Materi PB- Bab 4 Download Via 4share Klik =>di sini<=
    Materi PB-Bab 5 Download Via 4share Klik =>di sini<=
    Materi PB-Bab 6 Download Via 4share Klik =>di sini<=

Semoga bermanfaat,

Belajar Photoshop - Download Gratis


Vidio - Belajar Photoshop
Bagi kawan-kawan yang hendak berkreasi dengan Photoshop, ya sebagai keperluan memperindah atau koreksi hasil jepretan.
Dan mungkin masih kesulitan.!
Ne saya punya koleksi tutorial yang sedikit bisa membantu.

Langsung aja sikat di
http://www.youtube.com/channel/UC8Ls92tJOT35n6a1eW580VQ

Ada 40 Vidio tutorial di canel Youtube saya.
Monggo di sikat,, aje Gan
http://www.youtube.com/watch?v=2Tdx-2rcs8c

Memaknai Peran Pasar Tradisional: Perspektif Ekonomika Kelembagaan


Memaknai Peran Pasar Tradisional: Perspektif Ekonomika Kelembagaan

oleh: Poppy Ismalina, Ph.D

I. Pengantar

Pasar tradisional. Kerumunan pedagang kecil, lingkungan pasar kotor, bau dan basah serta pembeli dengan daya beli rendah. Tidak heran apabila dengan mudah kita menyimpulkan bahwa pasar tersebut memiliki peran yang kurang signifikan dalam memacu pertumbuhan ekonomi daerah tempat pasar tersebut berada. Apalagi peran terhadap pertumbuhan ekonomi negara.

Namun, ada sudut lain yang berbeda dari keberadaaan pasar tradisional tersebut. Beberapa daerah terkenal dengan keberadaan pasar tradisionalnya. Pasar tradisional di beberapa daerah memiliki daya tarik wisata. Yogyakarta misalnya, terkenal dengan Pasar Beringharjo yang terletak di kawasan Malioboro. Di seberang pulau Jawa misalnya, ada Pasar Kahayan di Palangkaraya, Pasar Padang Bulan di Medan, Pasar Sukowati di Bali dan Pasar Lambocca di Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Namun, persoalannya tidak semua pasar tradisional memiliki daya tarik wisata. Lantas, apakah pasar tradisional tersebut tidak memiliki kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah tersebut? Apakah kemudian kita biarkan untuk tetap menjadi pasar yang kotor, basah, dan hanya memiliki sasaran pembeli dari masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah?

Tulisan ini akan mengulas tentang hal yang selama ini terlepas dari analisis tentang kontribusi pasar tradisional terhadap pertumbuhan ekonomi. Dengan menggunakan perspektif ekonomika kelembagaan, faktor-faktor yang selama ini melekat dalam dinamika pasar tradisional akan diangkat ke permukaan untuk kemudian dieksplorasi.

Struktur tulisan ini terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama adalah pengantar tulisan ini yang kemudian dilanjutkan dengan bagian kedua yang membahas tentang konsep pasar dari berbagai pemikiran ekonomi.

Konsep tersebut sebagai basis dalam interpretasi dinamika pasar tradisional yang lebih luas dan dipaparkan di bagian ketiga dari tulisan ini. Bagian keempat mendeskripsikan peran tradisional yang dikaitkan dengan makna dan tujuan pembangunan. Selanjutnya ditutup dengan uraian mengapa pasar tradisional perlu dikembangkan sebagai sebuah institusi ekonomi.

II. Konsep Pasar dalam Perspektif Ekonomika Kelembagaan

Seluruh ekonom sepakat bahwa makna fundamental dari pasar adalah pertukaran ekonomi (Menard, 1995). Pasar adalah ‘ruang’ untuk melakukan pertukaran, ‘ruang’ untuk jual beli. Di tengah kesepakatan itu, terdapat perbedaan konsep tentang makna pasar lebih luas di kalangan ekonom.

Di dalam pemikiran neo-klasik, hasil dari proses pertukaran jauh lebih penting ketimbang proses pertukaran (Casson, 2003). Harga adalah faktor penentu dalam interaksi permintaan dan penawaran (Menard, 1995) dan oleh karenanya seluruh penyesuaian menuju terciptanya keseimbangan pasar didorong oleh adanya perubahan harga (Casson, 2003).

Sementara itu, ekonomika kelembagaan memiliki perspektif yang berbeda. Dalam perspektif ekonomika kelembagaan, pasar adalah tempat terjadinya pertukaran dimana proses jual beli yang terjadi jauh lebih bermakna ketimbang hasil jual-beli itu sendiri. Dua teori ekonomika kelembagaan, yaitu ekonomika kelembagaan lama (old institutional economics) dan baru (new instititutional economics), masing-masing memiliki penjelasan tentang proses jual-beli/pertukaran di dalam pasar.

Teori ekonomika kelembagaan lama (old institutional economics) mendefinisikan pasar sebagai sebuah institusi dimana di dalamnya terjadi proses kolektif yang memfasilitasi hubungan pertukaran antara pelaku pasar. Perspektif ini menggiring kita untuk berpikir apa yang terjadi di dalam proses pertukaran di suatu pasar yang berkaitan dengan perilaku penjual dan pembeli. Misalnya, bagaimana kontak yang terjadi antar pembeli dan penjual, bagaimana hubungan timbal balik antar mereka, bagaimana mereka bersepakat tentang harga, bagaimana mereka menyelesaikan masalah apabila ada kerugian salah satu pihak ataupun bagaimana mereka saling bertukar informasi dan pengetahuan tentang harga dan produk (Casson, 2003). Pemikiran ini berakar dari tradisi Austria, Evolusi dan Institusi yang sejalan dengan pemikiran tentang teori jejaring pasar (Potts, 2001).

Lebih lanjut, teori ekonomika kelembagaan lama mendefinisikan pasar sebagai sebuah institusi ekonomi. Di pasar, proses pertukaran membentuk, mengelola dan melegitimasi perjanjian kontrak dan transfer hak kepemilikan antar pelakunya. Mekanisme dan proses ini kemudian melembaga karena terjadi dalam waktu yang lama dan membentuk seperangkat aturan, nilai, norma, pola laku, dan konsensus sebagai bagian dari aturan main sebuah institusi ekonomi. Inilah yang disebut dengan proses pembentukan struktur sosial dari pasar tersebut (Arena dan Charbit, 1998; Arena, 1999).

Sementara, teori ekonomika kelembagaan baru melalui ekonomika biaya transaksi (transaction cost economies) menyatakan bahwa akan ada keuntungan (benefit) maupun kerugian (cost) akibat terjadinya pertukaran di dalam pasa yang tidak pernah diperhitungkan dalam analisis sistem harga dari teori neo-klasik (Coase, 1991). Teori ekonomika kelembagaan baru (new institutional economics) menekankan biaya yang akan muncul akibat proses yang terjadi dalam sebuah transaksi adalah proses negosiasi antar pembeli dan penjual mengenai kesepakatan harga dan produk, kesepakatan kontrak, pengawasan produk dan jasa, dan hal lain yang terkait dengan proses pertukaran itu sendiri (Coase, 1991).

Meskipun teori biaya transaksi tidak menawarkan konsep spesifik tentang pasar, teori ini memaparkan tentang struktur kelembagaan ekonomi yang terdiri dari bentuk pasar – campuran (hybrid) – perusahaan (hierarchy) (Williamson, 1993). Teori tentang struktur kelembagaan ini menjelaskan peran para pelaku pasar dalam menetapkan aturan main di dalam pertukaran/transaksi ekonomi di antara mereka serta hak dan kewajiban para pelaku transaksi tersebut.

Dengan demikian, perspektif ekonomika kelembagaan menekankan bahwa pasar adalah fenomena sosial (Arena, 1999; Birner, 1999). Teori ekonomika kelembagaan tidak menolak pentingnya perilaku dan pilihan individu di dalam proses pertukaran. Namun, teori ini menambahkan bahwa pilihan individu di dalam proses pertukaran akan dipengaruhi oleh perilaku kolektif dan struktur sosial dari tempat dimana proses pertukaran tersebut terjadi dan struktur sosial tersebut terbentuk dari proses interaksi para pelaku pasar (Birner, 1999).

III. Pasar Tradisional Sebagai Institusi Ekonomi

Apabila kita menggunakan pemikiran neo-klasik dalam membahas peran pasar tradisional maka analisis yang muncul adalah analisis tentang bagaimana pembentukan harga terjadi di pasar tersebut. Tinjauan kritis sulit dilakukan karena kita tahu bahwa pasar tradisional adalah jenis pasar yang hampir mendekati pasar persaingan sempurna dimana tidak ada pelaku pasar yang memiliki kuasa dalam menentukan harga.

Lantas, bagaimana kemudian kita memberi makna atas peran pasar tradisional terhadap pertumbuhan ekonomi? Perspektif ekonomika kelembagaan akan membawa kita pada analisis yang lebih eksploratif tentang apa yang terjadi di pasar tradisional dan bagaimana pasar tradisional meningkatkan kualitas hidup para pelaku dan pemangku kepentingan yang terlibat di pasar tersebut.

Hal yang paling mendasar dari perspektif ekonomika kelembagaan tentang konsep pasar adalah proses interaksi antar pelaku dalam bertransaksi. Proses interaksi yang terus terjadi dalam waktu yang lama akan melembaga dan membentuk struktur sosial dari institusi ekonomi tersebut, dalam hal ini pasar tradisional. Inilah yang menjadi basis cara pandang kita dalam memaknai pasar tradisional.

Umumnya para pedagang pasar tradisional telah berdagang lama di pasar tersebut dengan produk dagangan yang tidak berubah sepanjang mereka berdagang. Begitupula para pembeli. Intensitas pertemuan membuat kedua belah pihak dapat menjalin hubungan sosial yang akrab. Dengan kata lain, pola interaksi para pelaku pasar di pasar tradisional adalah pola yang penuh dengan keeratan hubungan, saling percaya, dan resiprokal (timbal balik). Proses negosiasi terjadi dalam hubungan sosial yang erat.

Sanksi sosial dapat diberikan apabila terjadi pelanggaran dari kedua belah pihak. Apabila ada salah satu pihak yang mencoba membuat jarak dalam berhubungan, maka hasilnya akan berdampak negatif pada pihak tersebut. Reputasi sosial orang tersebut menjadi buruk karena berita negatif di komunitas pasar cepat sekali menyebar akibat pola hubungan para pelaku yang erat.

Pola interaksi yang demikian inilah yang telah me’lembaga’ di pasar tradisional. Interaksi inilah yang kemudian melahirkan pola laku, norma, nilai, konsensus antar para pelaku pasar tradisional yang kemudian membentuk struktur sosial dari pasar tradisional. Inilah yang menjadi fokus utama dari konsep pasar dalam perspektif ekonomika kelembagaan. Yaitu bagaimana kita memahami proses pembentukan kelembagaan pasar atau struktur sosial pasar tersebut melalui pola interaksi para pelaku pertukaran.

Disebutkan di bagian kedua bahwa pemahaman tentang struktur sosial pasar tradisional berguna untuk memahami bagaimana efisiensi biaya transaksi mungkin terjadi di dalam pasar tersebut. Dengan pola interaksi yang penuh dengan kekerabatan antar para pelaku pasar tradisional maka transaksi-transaksi ekonomi yang terjadi adalah transaksi yang efisien di mata para ekonom kelembagaan. Efisiensi tidak hanya berimplikasi pada penentuan harga, tetapi juga pada mendapatkan kualitas produk yang diinginkan secara cepat dan jaminan keselamatan maupun kenyamanan penggunaan produk.

IV. Memaknai Peran Pasar Tradisional

Apa yang ‘dinikmati’ oleh para pelaku di pasar tradisional seperti yang diutarakan di bagian ketiga adalah salah satu realisasi dari apa yang digariskan Todaro (2000) dan Sen (1999). Pasar tradisional berkontribusi terhadap kebebasan para pelakunya, selain memberikan makna ekonomi seperti efisiensi, pengurangan biaya transaksi, dan jaminan kualitas produk. Penjual, pembeli, petugas keamanan maupun aparat pemerintah yang bertugas di pasar tradisional menjalin sebuah kekerabatan sosial dan inilah warna dari struktur sosial pasar tradisional.

Oleh karena itu, pasar tradisional memiliki kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat. Selain itu, kekerabatan sosial yang terjadi akan menstimulasi hubungan bisnis yang berlangsung lama dan memiliki potensi untuk pengembangan usaha. Produktivitas masyarakat, baik dari pihak penjual maupun pembeli akan meningkat, pada akhirnya memacu peningkatan aktivitas produksi dimana pihak-pihak tersebut. Di sinilah peran pasar tradisional terhadap pertumbuhan ekonomi.

Untuk itu, tidak ada alasan bagi pemerintah daerah maupun pusat untuk tidak memprioritaskan pengembangan pasar tradisional di suatu wilayah. Pasar tradisional yang tidak memiliki keunikan juga harus dikembangkan dengan memaknai pasar tradisional sebagai sebuah institusi ekonomi seperti yang dijelaskan di atas. Pasar, tidak hanya tempat bertransaksi, tetapi juga tempat berinteraksi, ruang bagi masyarakat lokal menumpahkan segala ekspresi sosial dan ekonominya. Pasar tradisional, tidak hanya cerminan dinamika ekonomi, tetapi juga realitas sosial masyarakat kita. Di sinilah peran pasar tradisional bagi kesejahteraan masyakarat lokal.


1) Tulisan dalam Majalah Equlibrium Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM
2) Tulisan ini sudah dibagikan di dinding Sekolah Pasar oleh Bu Poppy pada 20 April 2013 dan disinggung kembali oleh Bu Poppy dalam diskusi buku Sekolah Pasar Rakyat: Dari Pasar Rakyat Merebut Kedaulatan pada Selasa, 28 Mei 2013.
3) Dipindahkan ke catatan Sekolah Pasar Rakyat agar dibaca kembali khususnya oleh kawan-kawan di Sekolah Pasar Rakyat sesuai permintaan Bu Poppy :)
4) Terima kasih untuk Bu Poppy yang telah bersedia menjadi pemateri dalam diskusi buku Sekolah Pasar Rakyat: Dari Pasar Rakyat Merebut Kedaulatan pada 28 Mei 2013.

Contoh Etnografi


Contoh Etnografi
Kamis, 10 Oktober 2013. Sekonco Pasar Rakyat Dlingo-Sendang Wesi : Akmal, Kharis, Khilda, Rani, Ryan kembali ke Pasar Rakyat Dlingo dan Sendang Wesi  berpetualangan untuk berbagi dan belajar bersama di Pasar Dlingo dan Sendang Wesi. Hari ini merupakan pertemuan ke-dua dalam program mengajar dan berbagi di Sekolah Pasar Dlingo-Sendang Wesi, pertemuan hari ini yaitu untuk pembahasan materi PRA 1. Tim berangakat dari pustek sesuai jadwal jam 07.00 WIB : Akmal, Khilda, Rani, Ryan dan Bunda mbak Khilda yang istimewa juga ikut serta dalam rombongan dari Pustek mengunakan mobil. Sedangkan Kharis seperti biasa kembali menuju lokasi dengan kuda besinya.

Tim sampai di lokasi Pasar Sendang Wesi jam 09.00 WIB, secara otomatis langsung menyebar Khilda menemui pak lurah pasar, Akmal dan mas Reza (penyedia jasa rental mobil) keliling pasar bertemu pedagang, bunda dan Rani menuju warung Soto memesan sarapa pagi, Ryan (saya) foto kopi trus muter-muter pasar samapai akhirnya berkumpul dengan Khilda, Akmal dan Reza di kantor pak lurah pasar membahas dan berdiskusi seputar Pasar Sendang Wesi. Selanjutnya sarapan soto dan mencari jajanan pasar untuk jamuan di kelas Sekolah Pasar Rakyat Dlingo-Sendang Wesi. Kemudian bertemu dengan Kharis dan menuju lokasi pertemuan kelas yaitu di Pasar Dlingo.

Menuju Pasar Dlingo saya dan Akmal menggunakan kuda besi milik Kharis untuk berangkat terlebih dahulu supaya dapat menyiapkan kelas di sana. Sedang skonco yang lain masih menyelesaikan tugas di Pasar Sendang Wesi. Sesampainya di Pasar Dlingo yang hanya memerlukan waktu tempuh dari Pasar Sendang Wesi kurang lebih 10 Menit dengan kecepatan 50-60Km/Jam saya dan Akmal kemudian bertemu dengan Lurah Pasar Dlingo dan beberapa pedagang serta pengurus Pasar Dlingo yang sedang menyiapkan kelas. Selang beberapa menit setelah persiapan tempat untuk kelas selesai, skonco dari Sendang Wesi tiba di pasar Dlingo. Kemudian membaur dengan pedagang, saya dan Khilda tertarik utnuk membeli tempe daun khas Pasar Dlingo.

Jam 10.00 kelas pun dimulai, Rani yang bertugas sebagai pembawa acara meminta ijin untuk memulai kelas, diawali dengan doa, kemudian memperkenalkan diri (ini kali pertama Rani turun di kelas Sekolah Pasar). Selanjutnya yaitu penyampaian materi PRA 1 yang diwakili saya dan Akmal. Kharis bertugas sebagai etnografi, Khilda dan Reza pendamping pedagang dan dokumentasi, Bunda tamu istimewa.

PRA (Participatory Rural Appraisal) adalah pendekatan dan metode untuk mempelajari kondisi dan kehidupan dari, dengan dan oleh masyarakat dalam hal ini pedagang pasar. PRA merupakan pendekatan yang memungkinkan masyarakat pasar saling, meningkatkan pengetahuan tentang kondisi dan kehidupan mereka, membuat rencana dan bertindak.
Dalam kesempatan ini pertama kami memulai PRA dari materi Alur Sejarah Pasar Dlingo, setelah memberikan sedikit gambaran apa itu alur sejarah pasar, mengapa kita harus mengetahui sejarah pasar, pedagang pun mulai memberikan argumen tentang sejarah pasar mereka hanya saja menunjuk Pak Lurah yang bagi pedagang lebih mengetahui secara utuh untuk menjelaskan atau menceritakan sejarah Pasar Dlingo.
** Pasar Dlingo berdiri sejak tahun 1922, yang pada awalnya merupakan bagian dari kegiatan perdagangan para pedagang dari Pasar Imogiri yang berdagang ke wilayah Gunung Kidul. Desa Dlingo yang menjadi jalur perdagangan (wilayah penghubung antara Imogiri dengan Gunung Kidul) kemudian lambat laun para pedagang dari Imogiri tersebut juga singgah di Desa Dlingo. Kegiatan ini terus berlangsung yang pada akhirnya setiap hari Pahing dan Kliwon (hari pasaran Jawa) di Desa Dlingo juga menjadi tempat untuk berjualan oleh pedagang dari Pasar Imogiri. Dan hal ini masih berlanjut sampai saat ini, para pedagang dari Pasar Imogiri tetap melakukan kegiatan perdagangan ke dlingo setiap Pahing dan Kliwon. Tidak banyak yang berubah dalam sejarah sejak tahun 1922 sampai 2013 di Pasar Dlingo selain terjadinya pemindahan lokasi pasar dari Pasar Dlingo menuju Pasar Desa Terong, karena terjadi sengketa lahan Pasar Dlingo yang di klaim milik salah seorang warga, sehingga Pasar Dlingo akhirnya harus di pindah, dan saat ini masih menumpang di lahan milik warga desa di belakang Pasar Terong. Sementara lokasi pasar yang baru kemungkinan baru bisa ditempati pertengahan desember 2013 mendatang.

Materi PRA selanjutnya adalah  tentang Sketsa Pasar, dalam materi ini kami mengalami kesulitan karena kondisi pedagang yang berstatus menumpang di lahan Pasar Terong. Selain itu kondisi pasar yang alakadarnya dan banguananya masih kayu dan lapak lesehan yang berpindah-pindah juga menyulitkan kami dan pedagang untuk membuat sketsa pasar, hasilnya seperti berikut :


Materi PRA selanjutnya adalah Analisis Kecenderungan dan Perubahan serta materi Kalender Musim. Kedua materi ini saya sebagai pribadi merasa tidak maksimal, untuk mengali informasi yang lebih banyak. Karenanya dipertemuan-pertemuan selanjutnya materi ini akan kembali diulang untuk mengali informasi sehingga dapat membuat Matrik Kecenderungan dan Perubahan serta Kalender Musim di Pasar Dlingo. Dengan berbagai masukan dari teman-teman, kemungkinan nantinya pengalian informasi kepada tokoh dan pengurus pasar serta pedagang dengan pola pendekatan personal. Kemudian hasilnya baru disampaikan saat kelas.

Semoga kedepan kita semua bisa menjadi yang lebih baik, sebagai pribadi saya mohon maaf jika terjadi kealfaan dan kehilafan dalam menjalani tugas saya di Tim SPR-Dlingo,Sendang Wesi. Kekurangan saya dalam penyampaian materi dan mengandeng kawan-kawan tim. Nuwus,,






Contoh Etnografi


Contoh Etnografi

Hari ini, Minggu Pahing 20 Oktober 2013, akan terasa berbeda dari hari-hari sebelumnya. Jika kebanyakan orang menjadikan hari ini untuk beristirahat dari rutinitas harian, bagi kami Tim SPR-Dlingo,Sendang Wesi hari ini adalah hari aktivitas yang telah kami tunggu selama 10 hari yang lalu. Setelah beberapa hari kebelakang terkurung dalam rungan untuk berdiskusi membahas langkah kedepan perjalanan SPR-Dlingo, Sendang Wesi sampai pada akhirnya menemukan titik kesepakatan dalam tim, dan hari ini adalah hari pengaplikasiannya.
Persiapan keberangkatan- Pustek Pagi ini
Pustek UGM Pukul 06.00, suara Mbak Sekar membangunkan mimpi saya yang tertunda :p. Ya pukul 06.30 Tim SPR-Dlingo, Sendang Wesi memulai perjalanan dari pustek dengan kudabesinya; Akmal,Dindim, Juned, Puput, Rani, Ryan, Sekar, seperti biasanya KH. Aris menuju Pasar Dlingo dengan kuda besinya dari rumah. Perjalanan menuju lokasi berjalan lancar,walaupun kudabesi melaju dengan kecepatan yang berbeda-beda sehingga menyebabkan buntut membuntut.

Pukul 08.00, sesampainya di Pasar Sendang Wesi yang saat itu masih terjadi kegiatan jual beli antara pedagang dan pembeli, pemandangan ini terasa berbeda dengan kunjungan-kunjungan kami sebelumnya yang sudah sepi pengunjung. Pasar Sendang Wesi beroperasi setiap hari pasaran jawa yaitu kliwon dan pahing dan jam operasi antara jam 05.00 sampai dengan jam 09.00. Saya yang penasaranpun kemudian menuju kantor Lurah Pasar di susul oleh Akmal, Dindim, Puput, Rani, dan Sekar, tidak lama kemudian mas KH. Aris datang kemudian saya mengajak KH. Aris dan akmal untuk melihat-lihat kondisi dan aktifitas pasar, sementara Juned terlihat di sebrang jalan nampaknya dia mulai lapar dan sedang mencari warung makan. Setelah keliling pasar dan berinteraksi dengan beberapa pedagang dan pengunjung pasar Rani memanggil untuk diskusi membahas Sekolah Pasar Rakyat di Pasar Sendang Wesi bersama Pak Lurah dan Ketua Paguyuban Pasar Sendang Wesi.

Hasil diskusi :
1. Pengurus pasar dan paguyuban pasar, sangat mendukung dan berkomitmen untuk saling berkerja sama dalam berlangsungnya Sekolah Pasar Rakyat di Pasar Sendang Wesi.
2. Mengingat domisili pedagang yang sebagian besar tidak berdomisili di Kecamatan Dlingo, maka peserta Sekolah Pasar Rakyat diutamakan terlebih dahulu untuk yang berdomisili di Kecamatan Dlingo. Hal ini berhubungan dengan ketersediaan jasa angkutan umum yang biasanya jam 09.00 sudah menjemput pedagang yang berasal dari daerah lain.
3. Berhubungan dengan poin no 2, Sekolah Pasar Rakyat juga mempersilahkan dan tetap mengajak turut serta pedagang yang berdomisili di luar daerah.
4. Hari pertemuan Sekolah Pasar Rakyat Sendang Wesi, menyesuaikan dengan hari pasaran yaitu antara Kliwon dan Pahing.
5. Rencana pengabungan kelas dengan Sekolah Pasar Dlingo masih belum dapat diputuskan, karena perlu dibicarakan kembali dengan pedagang atau peserta.
6. Materi kelas dan klinik menyesuaikan dengan kebutuhan pedagang dan akan dibicarakan saat pertemuan mendatang dengan para peserta.
7. Sehubungan dengan poin no 6, ketua paguyuban memberikan saran untuk memfokuskan materi tentang penjatatan dan manajemen mengelola dagangan. Pendampingan atau klinik, hendaknya diberi porsi yang lebih dalam klinik pencatatan.
8. Pembahasan selanjutnya seputar teknis dan lain sebagainya menunggu musyawarah bersama para calon peserta Sekolah Pasar Sendang wesi.
Sarapan Dulu - Isi Kekuatan
Selanjutnya tim menuju Pasar Dlingo, terlihat di sebrang jalan Juned dan Akmal sedang menikmati sarapan pagi di sebuah warung makan. Dan lagi-lagi kudabesi kami harus saling berbuntutan, terutama Mas KH.Aris yang sangat pelan dan berhati-hati memegang teguh prinsip alon-alon asal kelakon.
Pukul 09.30 sesampainya di Pasar Dlingo, kuda besi langsung merapat di area parkir dekat warung makan milik Pak Legi. Dan Pak Legi menyambut kedatangan kami di warungnya, tim sarapan dulu dong sebelum berperang, hehe.. memang sudah mulai lapar. Selesai sarapan Juned pergi bersama pak legi, sementara yang lain berkeliling pasar dan berbelanja. Kharis membeli jagung untuk pakan ternaknya, Puput dan Rani membeli tomat dan bahan masakan lainnya, mbak Sekar memilih kulit melinjo untuk dibawa pulang. Tak lama kemudian Juned datang membawa kabar telah mendapatkan singkong dari kebun Pak Legi, juned juga membeli tembakau, cengkeh serta kertas rokok, sedang saya sendiri membeli produk obat kesehatan dan teh jawa. Kegiatan berbelanja seperti ini sangat menyenangkan karena secara langsung sebagai media interaksi personal yang lebih mendalam dengan pedagang yang dalam hal ini juga merupakan peserta dari Sekolah Pasar Rakyat, sehingga saat kegiatan seperti ini baik tim pengajar maupun pedagang dapat saling curhat ngobrol kesana-kemari sebelum kelas dimulai. Juga bertujuan untuk mengajak pedagang lain yanag belum bergabung di Sekolah Pasar Rakyat.

Pukul 10.20 Persiapan kelas selesai, tikar sudah di gelar, papan tulis sudah siap, hidangan jajanan pasar juga sudah siap menunggu di santap. Tim pengajar, pengurus pasar dan pedagang juga sudah berkumpul sejak 10 menit yang lalu, sudah ngobrol ngalor-ngidol. Tim dengan tugasnya masing-masing sudah menyebar dan membaur dengan para peserta. Sehingga tiba saatnya Akmal selaku pembawa acara hari ini untuk meminta kesepakatan bersama memulai kelas, dan kelas pun di mulai. 

Menyanyiak Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
Kronologi dan Situasi Kelas :
1. Membuka kelas dengan bacaan kalam ilahi
2. Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
Menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia di hari minggu dan bertempat di Pasar Rakyat itu rasanya penuh rasa banget, mak nyess membuat saya merinding. Apa lagi yang menyanyikan adalah para pedagang pasar. Dan luar biasa dengan penuh keyakinan dan kemantapan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya sehingga menarik perhatian masyarakat yang masih berada di pasar.
3. Sambutan dari Pak Lurah 
Pak Lurah memberitahukan kepada pedagang tentang pentingnya belajar, karena itu Pak Lurah mencoba kembali menyampaikan materi PRA 1 di pertemuan kelas pertama 10 hari yang lalu untuk  mengingatkan apa saja yang sudah dipelajari.
3. Menagih PR pertemuan sebelumnya
PR pedagang di pertemuan sebelumnya adalah membuat yel-yel slogan penyemangat yang mengambarkan pasar mereka. PR ini sudah di selesaikan oleh pedagang, yel-yel mereka yaitu "Pasar Dlingo, Bersih, Sehat, Aman, Asri". Kemudian dengan berbagai usul dari pedagang yang lain akhirnya yel-yel yang sudah ada ditambahi kalimat penyemangat yaitu "Laris Manis Tanjung Kimpul, Dagangan Habis Duitnya Kumpul" yang menurut para pedagang sebagai pemacu untuk mencari untung dan bisa menabung. Sehingga yel-yel berubah menjadi "Pasar Dlingo, Bersih, Sehat, Aman, Asri - Laris Manis Tanjung Kimpul, Dagangan Habis Duitnya Kumpul". Yang memiliki arti kurang lebih ; bahwa kita harus menjaga pasar agar tetap bersih, sehat , aman dan asri sehingga para pembeli menjadi senang untuk datang dan berbelanja ke pasar yang akan memberikan keuntungan bagi pedagang.
4. Materi Kewirausahaan
Materi kewirausahaan disampaikan oleh KH.Aris, dalam menyampaikan materi ia mengajak kepada para pedagang untuk bisa bersikap dan memiliki polapikir pengusaha yaitu berkembang. KH.Aris mengisi kelas dengan model diskusi dan tanya jawab sehingga materi mengalir dengan baik.
Sekilah ringkasan materi : 
*Yang membedakan pedagang dan pengusaha adalah, jika pengusaha itu berkembang seiring adanya permintaan konsumen, sedangkan pedagang lebih banyak bersifat tetap dari tahun ketahun.
*Syarat utama dari berkembang itu adalah :
- Mampu membaca peluang ; apa yang dibutuhkan oleh konsumen itu yang seharusnya kita lihat sebagai ladang untuk menciptkan produk (barang/jasa).
Sederhanaya untuk menjadi pengusaha adalah ; Mengubah cara pikir bahwa setiap hal dapat menjadi usaha dan tidak mengaggap rendah terhadap usaha-usahayang lain.
- Selanjutnya adalah dengan Menabung.
- Keberanian dalam melakukan usaha, rasa optimisme ditanamkan dalam pribadi kita.
- Berdoa
Sederhananya untuk menjadikan diri sebagai pedagang pasar yang berorentasi pengusaha adalah dengan empat pokok utama di atas.
Suasana kelas Kewirausahaan
5. Setelah selesai materi, tim kemudian memberikan sebuah game peluang usaha, yaitu sehubungan dengan akan dibuatnya Majalah Dinding (Madang = Majalah Pedagang) maka dari peserta siapa yang bersedia untuk mengadakan kebutuhan Madang tersebut. Yang kedua adalah siapa yang mau untuk mengambil peluang usaha dari kebutuhan di kelas yaitu rencana untuk menabung dengan metode menabung dalam celengan tanah liat, nah siapa yang mau mengambil peluang menyediakan celengan tanah liat tersebut. Peluang Madang diambil oleh Mas Yuli, sedangkan peluang menyediakan celengan tanah liat diambil mas Danang.
6. Kelas selesai diakhiri dengan doa
7. Selesai kelas diskusi masih berlanjut
8. Makan jajanan bareng pedagang, ngelinting, rokokan, ngobrol.
9. Beres-beres kelas
10. Pamitan : Semua senang,, senang semuanya.
Catatan :
Jangan pernah menyerah, jangan takut untuk memahami sebuah ketakutan, trimakasih utnuk kawan-kawan tim Sekolah Pasar Rakyat Dlingo-Sendang Wesi.
Trimakasih:
Mbak Sekar  membantu proses diskusi di Pasar Sendang Wesi dan Proses Kelas di Pasar Dlingo
Mas Juned, suwun atas nyasar-nyasarnya pas pulang dan suwun udah ngajari cara bercanda dengan pedagang
Dindim, maafkan kami yang harus membiarkanmu pulang duluan seorang diri.


Album Hari Ini - 20 Okt 2013 - SPR Dlingo Sendang Wesi

KH. Aris

Skuat Pemuda Pasar Dlingo
Kelaparan Ea..?


Masih malu

Dindim yang Lelah

Tebakan Di Mana Juned..?

Ngaji sama Pak Lurah

TRIMAKASIH