Materi, Tugas, Artikel, Kuliah dan Umum

Blog Archive

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Kamis, 26 Mei 2016

Artikel Penelitian Hasil melaut para nelayan pantai depok yang tidak setara dengan jerih payah mereka



Hasil melaut para nelayan pantai depok yang tidak setara dengan jerih payah mereka


Sistem pelelangan di pantai depok berubah sejak 5 tahun yang lalu. Perubahan sistem pelelangan tersebutlah yang mempengaruhi hasil melaut para nelayan pantai depok. Hal itu mempbuat penghasilan para nelayan menjadi sangat tidak sepadan dengan jerih payah yang mereka keluarkan. Seharusnya hasil melaut mereka yang lumayan banyak dapat menambah tabungan untuk keluarga, akan tetapi tabungan tersebut hanyalah sebuah angan-angan untuk mereka. Karena perubahan sistem pelengan tersebut mencekik pendapatan hasil melaut mereka.

Sistem pelelangan yang mencekik penghasilan para nelayan tersebut adalah sistem pelelangan yang harusnya mereka tangani sekarang diambil alih oleh para pengepul. Hasil tangkapan yang seharusnya mereka tangani, dan uang yang bisa mereka kelola sekarang tidak bisa mereka laukan. Alhasil pedapatan yang mereka peroleh seharusnya lebih banyak sekarang dipatok oleh para pengepul. Patokan yang diberikan para pengepul tersebut tidaklah sesuai dengan jerih payah yang dikeluarkan oleh para nelayan di pantai depok tersebut. Inilah yang membuat para nelayan sangatlah kecewa,akan tetapi mereka tidak punya kemampuan untuk mengelak dari para pengepul tersebut.

Sering kali para nelayan mengeluh akan uang yang mereka peroleh tidak sesuai dengan keringat yang mereka keluarkan untuk melaut. Terkadang para nelayan juga harus nombok karena biaya operasional, kemudian ikan yang didapat tidak sesuai. Sekali melaut biaya operasional para nelayan adalah sekitar Rp. 150.000,00 dan ketika hasil tangkapan yang mereka peroleh sedikit kemudian ikan tersebut dibeli para pengepul dengan harga yang sangat rendah. Sehingga para nelayan tidak mendapat untung, akan tetapi malah nombok. Inilah yang terkadang membuat para nelayan sangat mengeluh,dan ingin sekali lari dari lingkaran monopoli harga oleh para pengepul tersebut.

Daerah pesisir pantai depok termasuk tempat dimana ikan sebenarnya sangatlah melimpah. Setiap kali para nelayan melaut, mereka kembali pasti membawa ikan yang lumayan banyak. Jika mereka bisa melelangnya sendiri, mungkin mereka bisa memperoleh pendapatan yang sangat mencukupi untuk mereka dan keluarga mereka. Akan tetapi karena ikan hasil melaut mereka harus dijual kepada para pengepul dan harga harus mengikuti para pengepul hal inlah yang membuat pendapatan para nelayan menjadi tidak memuaskan. Bahkan hal tersebut menjadikan pendapatan para nelayan sangat tidak mencukupi. Mereka memperoleh hasil penangkapan ikan yang banyakpun tidak bisa mendapatkan pendapatan yang sesuai, apalagi ketika mereka hanya memperoleh ikan yang sedikit. Jangankan untuk mencukupi kebutuhan keluarga, untuk menutup modal operasional mereka melaut saja bisa tidak mencukupi. Sehingga melaut bukanya memberikan tambahan penghasilan, akan tetapi malah mengurangi isi kantong mereka karena harus menombok dibagian operasional. Oleh karena itu para nelayan di pantai depok hanya akan selalu mendapak pengahsilan pas-pasan untuk kehidupan mereka dan keluarga. Sehingga impian untuk membeli kapal sendiripun tidak pernah mereka fikirkan. Itu dikarenan tekanan-tekanan yang diberikan oleh para pengepul tersebut. Jadi para nelayan hanya menikmatinya saja,yang penting mereka tetap bekerja untuk mencukupi kehidupan sehari-hari. Walaupun penghasilan dari melaut tersebut sangatlah kurang untuk mereka.

Tidak sedikit dari para nelayan yang harus memiliki pekerjaan sampingan selain dari melaut demi mencukupi kebutuhan mereka dan keluarga mereka. Para nelayan juga bertani, akan tetapi lahan pertanian yang mereka garap bukanlah lahan milik mereka sendiri. Bisa dikatakan mereka hanyalah sebagai pekerja dilahan pertanian orang lain.

Inilah perjuangan para nelayan untuk mencukupi kebutuhan mereka dan keluarga. Dimana pekerjaan sebagai nelayan yang seharusnya mampu mencukupi kebutuhan mereka, untuk para nelayan di pantai depok tidaklah sepeti itu. Status mereka sebagai nelayan, akan tetapi itu tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan mereka dan keluarga. Peran pemerintah sebagai pengendali ekonomi sebenarnya sangat besar. Akan tetapi terkesan mereka menutup mata untuk hal ini.


Solusi mengurangi tercekiknya pendapatan para nelayan


Dengan berbagai masalah yang terjadi kepada nelayan di pantai depok menyebabkan sempitnya pendapatan para nelayan di daerah tersebut. Dari segi peralatan melaut seperti kapal, alat tangkap, dll. Dan juga ketidak mampuan mereka untuk mengembangkan atau menemukan cara baru supaya hasil tangkapan melaut mereka memliki harga jual yang tinggi. Dengan tangkapan ikan yang memiliki harga jual yang tinggi, tentu dari segi pendapatan mereka akan naik lebih tinggi. Dengan pendapatan mereka yang baik, tidak ada cerita lagi para nelayan yang banyak nombok pada biaya operasional melaut mereka. Kemudian kapal dan alat tangkap lainya yang hanya dipinjami para pengepul, hal inilah yang membuat semakin tercekiknya pendapatan bersih mereka dari hasil melaut. Jika para nelayan terus bertahan dengan hal seperti ini, tentulah ekonomi mereka tidak akan pernah berkembang lebih baik. Dan akan semakin banyak nelayan miskin di di Indonesia.

Keterbatasan modal juga merupakan salah satu tidak berkembangnya nelayan di daerah tersebut, dari segi modal investasi ataupun modal usaha. Kapal dan alat tangkap yang lainya saja mereka tidak mempunyai yang menjadi hak milik mereka sendiri. Jadi untuk memenuhi kebutuhan modal para nelayan,di sini sangat diperlukan sekali peran sebuah koperasi nelayan. Dimana koeperasi tersebut harus dikelola dengan baik. Koperasi harus mampu menarik modal investasi dari berbagai pihak,misal warga sekitar ataupun pengusaha lain. Dengan koperasi memberikan juga keuntungan bagi para investor,tentu para investor tidak akan ragu untuk inves dalam koperasi perikanan tersebut. Dimana juga harus ditata dengan baik untuk penjualan,dan harga beli dari nelayan. Kemudian untuk penataan dan kesetaraan harga di TPI,akan sangat berpengaruh pada para pembeli. Jika itu dapat teratur dengan baik,tentunya para penanam modal tidaklah ragu-ragu untuk mengelurkan modal mereka bagi para nelayan.

Perlunya merubah pola kehidupan nelayan. Hal ini terkait dengan pola pikir dan kebiasaan. Pola hidup konsumtif harus dirubah agar nelayan tidak terpuruk ekonominya saat paceklik. Selain itu membiasakan budaya menabung supaya tidak terjerat rentenir. Selain itu perlu membangun diverifikasi mata pekerjaan khusus dipersiapkan menghadapi masa paceklik, seperti pengolahan ikan menjadi makanan, pengelolaan wilayah pantai dengan pariwisata dan bentuk penguatan ekonomi lain, sehingga bisa meningkatkan harga jual ikan, selain hanya mengandalakan ikan mentah. Jadi pondok makan sangat perlu sekali untuk dikembangkan di sekitar pantai tersebut. Perbaikan pondok makan,agar terlihat memadai sehingga semakin banyak menarik pengunjung untuk membeli ikan dan sekaligus makan dipondok sekitar pantai. Tentu hal ini sangat membantu sekali mempengaruhi penjualan ikan para nelayan.

Peningkatan kualitas pendidikan masyarakat nelayan. Dalam hal ini konteksnya adalah nelayan sebagai kepala rumah tangga, dan nelayan sebagai seperangkat keluarga. Anak nelayan diharapkan mampu menyelesaikan pendidikan tingkat menengah. Sehingga kedepan akses perkembangan tekhnologi kebaharian, peningkatan ekonomi lebih mudah dilakukan. Dengan pendidikan yang lebih baik tentu akan merubah pola pikir mereka. Dari segi perhitungan operasional,penjualan ikan,kemudian mengenal alat bantu untuk melaut yang lebih modern. Dengan alat bantu yang baik tentunya juga akan menghasilkan tangkapan yang lebih baik pula. Pendidikan yang baik pula akan membantu pemikiran-pemikiran masyarakat nelayan untuk menemukan hal-hal baru agar pendapatan nelayan lebih meningkat. Jika pendidikan tidak di hiraukan atau tidak dianggap penting karenan kemampuan melaut tidak diajarkan dipendidikan sekolah,maka akan sangat merugi sekali para nelayan tersebut. Saat ini mereka hanya mengikuti aturan orang lain begitu saja,sehingga tersumbatlah pendapatan mereka yang seharusnya bisa lebih baik.

Untuk biaya operasiaonal yang semakin besar karena harga BBM yang begitu tinggi,para nelayan harus memasang alat bantu baru untuk kapal mereka. Pemasangan layar sangat membantu untuk menghemat BBM,jadi kinerja tenaga motor bisa berkurang. Atau menggunakan suatu trik,dimana kekuatan angin dirasa cukup untuk menggerakan kapal,mesin motor bisa di matikan. Alhasil bahan bakar akan semakin berkuarang karena kinerja mesin yang berkurang.

Demikian pemaparan hasil penelitian nelayan di pantai Depok Yogyakarta. Penulis Heru Dwiatmoko, terimakasih.

0 komentar:

Posting Komentar