Artikel Penelitian Usaha Perlawanan Nelayan
Tidak Ada Usaha Perlawanan dari Para Nelayan
Di daerah Pantai Depok Yogyakarta, para nelayan yang menggantungkan hidupnya dengan melaut tidak dapat berbuat banyak untuk menghidupi kebutuhannya dikarenakan praktik monopoli. Para nelayan yang tidak memiliki alat untuk melaut dapat meminjam dari para pengepul, akan tetapi seluruh hasil lautnya harus dijual kembali ke pengepul. Yang menjadi permasalahan adalah harga yang dirasa sangat rendah, sehingga para nelayan pun banyak yang kurang mampu memenuhi kebutuhan sehari – harinya. Para nelayan sesungguhnya sudah menyadari bahwa harga jual hasil laut yang mereka tangkap kepada pengepul sangat tidak sebanding jika dibandingkan harga yang dijual para pengepul tersebut di pasar ataupun pembeli – pembeli lainnya. Akan tetapi para nelayan juga tidak dapat berbuat apa – apa untuk melawan aturan main tersebut. Para nelayan hanya bisa terus menerus mengikuti aturan main dari para pengebul tersebut.
Suasana Pantai Depok |
Para nelayan di daerah Pantai Depok tidak dapat melawan praktik monopoli tersebut, dikarenakan beberapa hal. Yang pertama mereka merasa harus tetap melaut guna memenuhi kebutuhan hidup keluarnya. Karena masih ada sebagian nelayan yang hanya menggantungkan hidupnya dari hasil melaut, walaupun di sisi lain hasilnya masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka. Kedua karena mereka tidak memiliki pilhan lain selain harus meminjam peralatan dari para pengepul tersebut, sehingga mau tidak mau harus mengikuti aturan main dari para mengepul. Karena mereka harus melaut tetapi mereka tidak memiliki kapal dan peralatan melaut lainnya. Sehingga mereka harus meminjamnya dari para pengebul yang berakibat mereka harus menjual hasil melautnya kepada pengepul yang mereka pinjami peralatan melaut tersebut. Mereka tidak berani menjual hasil lautnya kepada orang lain walaupun orang tersebut juga seorang pengepul. Mereka benar – benar harus menjualnya kepada pengepul yang meminjami mereka peralatan melaut. Apabila mereka berani melanggar aturan main tersebut, mereka dapat diasingkan oleh para pengepul, atau bahkan terkadang terjadi praktik premanisme.
Alasan yang ketika mengapa para nelayan tidak mampu untuk melawan praktik monopoli ini adalah belum adanya dukungan yang tepat dari pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Bantuan – bantuan dari segi ekonomi untuk masyarakat tidak mampu belum tepat sasaran, sehingga para nelayan tidak dapat lepas dari pekerjaan yang kurang menguntungkan karena praktik monopoli ini. Selain itu kredit usaha yang diharapkan dapat membantu para nelayan untuk memiliki kapal juga belum menyeluruh dan tepat sasaran. Sehingga para nelayan yang belum memiliki kapal harus tetap mengikuti aturan yang berlaku.
Yang menjadi alasan terakhir para nelayan tidak dapat melawan praktik monopoli adalah karena para nelayan tersebut tidak memiliki keberanian untuk melawan praktik monopoli tersebut. Praktik monopoli di daerah Pantai Depok Yogyakarta dilakukan oleh para pemain besar dan orang – orang yang berpengaruh di daerah Pantai Depok tersebut. Para pengepul yang memainkan monopoli ini bukanlah pengepul baru, mereka adalah pengepul – pengepul besar yang memilik puluhan kapal. Dengan kuasa dan keuangan yang kuat, mereka bisa menyetir puluhan nelayan di kawasan Pantai Depok untuk bekerja di bawah mereka. Mereka memanfaatkan para nelayan yang hidup hanya bergantung dari melaut, dan tidak memiliki peralat sendiri, agar dapat bekerja di bawah mereka. Mereka memberikan pelayanan – pelayan kepada para nelayan, yang tidak hanya berupa peminjaman peralatan, mereka juga sering memanjakan para nelayan yang semakin membuat para nelayan takut untuk melawan aturan main yang telah ditetapkan oleh para pengepul. Dikarenakan berbagai alasan tersebutlah akhirnya sampai dengan saat ini para nelayan belum dapat lepas dari praktik monopoli yang sudah sangat pengakar di kawasan Pantai Depok Yogyakarta.
Butuh langkah tepat dan komitmen yang tinggi dari seluruh pihak terkait untuk memberantas praktik monopoli tersebut. Nelayan indonesia umumnya dan nelayan kawasan Pantai Depok Yogyakarta khususnya membutuhkan perhatian dan dukungan dari kita semua untuk dapat terlepas dari belenggu monopoli. Nelayan diharapkan dapat mengangkat kesejahteraan kehidupan mereka. Pemerintah khususnya yang memiliki tanggung jawab langsung terhadap kesejahteraan rakyat harus secara serius memikirkan dan menindaklanjuti permasalahan kesejahteraan nelayan yang sangat memprihatinkan ini. Nelayan harusnya dapat perlakuan yang adil dari seluruh pihak termasuk dari pengepul. Akan lebih baik apabila pemerintah memberikan bantuan yang tepat dan menyeluruh kepada nelayan agar dapat memiliki kapal dan peralatan melaut sendiri, sehingga para nelayan tidak dapat diperlakukan semena mena oleh para pengepul terutama masalah harga jual hasil melaut.
Di daerah Pantai Depok Yogyakarta, para nelayan yang menggantungkan hidupnya dengan cara melaut memiliki masalah yang cukup serius yaitu praktik monopoli pendagangan yang dilakukan oleh para pengepul ikan. Mereka yang tidak memiliki peralatan dan modal untuk mencari ikan akan dipinjami oleh para pengepul . Tetapi timbal baliknya cukup memberatkan nelayan. Para nelayan diwajibkan menjual hasil lautnya kepada pengepul yang sudah meminjami alat dan modal untuk mereka melaut. Tidak sampai di situ saja, mereka juga harus mengikuti harga hasil laut dari para pengpul. Harga yang ditawarkan sang pengepul pun terkadang sangat rendah hingga terkadang untuk menutup biaya operasional saja tidak bisa, apalagi untuk memberi makan anak istri di rumah. Para pengepul yang biasanya adalah orang yang berpengaruh ataupun terpandang di daerah tersebut sudah saling berkoordinasi untuk memainkan harga ikan, padahal para pengepul tersebut menjualnya lagi dengan harga yang relatif lebih tinggi, hal inilah yang terkadang membuat para nelayan sakit hati.
Apabila praktik monopoli ini terus dibiarkan, maka para nelayanlah yang akan terus menerus menjadi korbannya. Para nelayan akan terus dipermainkan oleh harga dan sistem yang diterapkan oleh para pengepul –pengepu besar. Butuh Keberanian dan langkah kongkret untuk melawan praktik monopoli ini. Salah satunya yang dapat dilakukan oleh para nelayan adalah membentuk sebuah kelompok yang diisi oleh para nelayan bisa dalam bentuk koperasi, yang berfokus pada membentuk pengepul mandiri untuk para nelayan. Dengan kata lain, para nelayan tidak perlu menjual hasil ikan kepada para pengepul – pengepul besar yang mempermainkan harga, mereka dapat menjual hasil laut mereka kepada koprasi pengepul yang beranggotakan para nelayan itu sendiri.
Koperasi ini dapat berjalan saat dukungan dari pemerintah juga berjalan dengan baik dan tepat sasaran. Para nelayan pertama – tama harus mendapatkan bantuan modal dan peralatan melaut yang memadai. Hal ini supaya para nelayan tidak lagi bergantung kepada para pengepul untuk meminjamkan peralatan dan modal melaut kepada para nelayan. Dengan begitu para nelayan tidak perlu harus menjual hasil lautny akepada satu orang pengepul saja, Nelayan dapat mencari penawaran tertinggi untuk hasil lautnya, atau bahkan menjual langsung hasil lautnya ke konsumen. Selain itu nelayan juga dapat menjual ke koperasi pengepul yang sudah mereka bentuk, yang pasti tidak terdapat permainan harga di koperasi tersebut. Dapat dipastikan bahwa harga di kopersi tersebut adalah harga riil yang terdapat di pasar, karena koperasi tersebut dikelola oleh nelayan itu sendiri. Dengan demikian mereka dapat mematok harga yang pantas untuk hasil laut mereka.
Selanjutnya pemerintah juga harus melakukan pembinaan dan penyuluhan tentang membentuk dan memanajemen kopersi agar koperasi tersebut berjalan dengan baik sebagaimana seharusnya dapat membantuk para nelayan untuk membentuk sistem pengepulan yang mandiri. Apabila para nelayan tidak diperikan pembinaan dengan baik, maka koperasi tersebut tidak akan berjalan sebagaimana mestinya dan hanya akan menjadi wacana yang mungkin tidak dapat terealisasi atau hanya terealisasi sebentar lalu kemudian tidak dapat berjalan kembali. Para nelayan harus dapat memanajemenkoperasi tersebut dengan baik, sehingga tujuan dari koperasi tersebut dapat tercapai yaitu untuk membuat para nelayan mandiri dan tidak selalu bergantung kepada para pengepul yang dirasa telah melakukan praktik monopoli harga ikan.
Para nelayan harus segera mandiri karena apabila tidak, maka para nelayan aka semakin susah untuk lepas dari jerat praktik monopoli tersebut. Para nelayan akan memilih untuk diam dan selalu mengikuti sistem yang telah ada. Butuh komitmen yang tinggi dar berbagai pihak untuk segera menyelesaikan permasalahan ini, baik dari pemerintah, warga sekitar, hingga para nelayan itu sendiri. Seluruh pihak harus bekerja sama untuk membantu meningkatkan kesejahteraan para nelayan salah satunya dengan cara pembuatan kopersi yang bergerak di biang pengepulan ikan tersebut. Pemerintah harus mendukung gerakan ini dan para nelayan juga harus siap untuk bergerak dan melawan praktik monopoli tersebut.
Demikian, semoga bermanfaat. Penulis artikel Yodan Tunggul Pranata. Terimakasih.
Alasan yang ketika mengapa para nelayan tidak mampu untuk melawan praktik monopoli ini adalah belum adanya dukungan yang tepat dari pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Bantuan – bantuan dari segi ekonomi untuk masyarakat tidak mampu belum tepat sasaran, sehingga para nelayan tidak dapat lepas dari pekerjaan yang kurang menguntungkan karena praktik monopoli ini. Selain itu kredit usaha yang diharapkan dapat membantu para nelayan untuk memiliki kapal juga belum menyeluruh dan tepat sasaran. Sehingga para nelayan yang belum memiliki kapal harus tetap mengikuti aturan yang berlaku.
Yang menjadi alasan terakhir para nelayan tidak dapat melawan praktik monopoli adalah karena para nelayan tersebut tidak memiliki keberanian untuk melawan praktik monopoli tersebut. Praktik monopoli di daerah Pantai Depok Yogyakarta dilakukan oleh para pemain besar dan orang – orang yang berpengaruh di daerah Pantai Depok tersebut. Para pengepul yang memainkan monopoli ini bukanlah pengepul baru, mereka adalah pengepul – pengepul besar yang memilik puluhan kapal. Dengan kuasa dan keuangan yang kuat, mereka bisa menyetir puluhan nelayan di kawasan Pantai Depok untuk bekerja di bawah mereka. Mereka memanfaatkan para nelayan yang hidup hanya bergantung dari melaut, dan tidak memiliki peralat sendiri, agar dapat bekerja di bawah mereka. Mereka memberikan pelayanan – pelayan kepada para nelayan, yang tidak hanya berupa peminjaman peralatan, mereka juga sering memanjakan para nelayan yang semakin membuat para nelayan takut untuk melawan aturan main yang telah ditetapkan oleh para pengepul. Dikarenakan berbagai alasan tersebutlah akhirnya sampai dengan saat ini para nelayan belum dapat lepas dari praktik monopoli yang sudah sangat pengakar di kawasan Pantai Depok Yogyakarta.
Butuh langkah tepat dan komitmen yang tinggi dari seluruh pihak terkait untuk memberantas praktik monopoli tersebut. Nelayan indonesia umumnya dan nelayan kawasan Pantai Depok Yogyakarta khususnya membutuhkan perhatian dan dukungan dari kita semua untuk dapat terlepas dari belenggu monopoli. Nelayan diharapkan dapat mengangkat kesejahteraan kehidupan mereka. Pemerintah khususnya yang memiliki tanggung jawab langsung terhadap kesejahteraan rakyat harus secara serius memikirkan dan menindaklanjuti permasalahan kesejahteraan nelayan yang sangat memprihatinkan ini. Nelayan harusnya dapat perlakuan yang adil dari seluruh pihak termasuk dari pengepul. Akan lebih baik apabila pemerintah memberikan bantuan yang tepat dan menyeluruh kepada nelayan agar dapat memiliki kapal dan peralatan melaut sendiri, sehingga para nelayan tidak dapat diperlakukan semena mena oleh para pengepul terutama masalah harga jual hasil melaut.
PEMBUATAN KOPRASI UNTUK PENGEPUL YANG DIKOORDINASI OLEH PARA NELAYAN SENDIRI
Di daerah Pantai Depok Yogyakarta, para nelayan yang menggantungkan hidupnya dengan cara melaut memiliki masalah yang cukup serius yaitu praktik monopoli pendagangan yang dilakukan oleh para pengepul ikan. Mereka yang tidak memiliki peralatan dan modal untuk mencari ikan akan dipinjami oleh para pengepul . Tetapi timbal baliknya cukup memberatkan nelayan. Para nelayan diwajibkan menjual hasil lautnya kepada pengepul yang sudah meminjami alat dan modal untuk mereka melaut. Tidak sampai di situ saja, mereka juga harus mengikuti harga hasil laut dari para pengpul. Harga yang ditawarkan sang pengepul pun terkadang sangat rendah hingga terkadang untuk menutup biaya operasional saja tidak bisa, apalagi untuk memberi makan anak istri di rumah. Para pengepul yang biasanya adalah orang yang berpengaruh ataupun terpandang di daerah tersebut sudah saling berkoordinasi untuk memainkan harga ikan, padahal para pengepul tersebut menjualnya lagi dengan harga yang relatif lebih tinggi, hal inilah yang terkadang membuat para nelayan sakit hati.Apabila praktik monopoli ini terus dibiarkan, maka para nelayanlah yang akan terus menerus menjadi korbannya. Para nelayan akan terus dipermainkan oleh harga dan sistem yang diterapkan oleh para pengepul –pengepu besar. Butuh Keberanian dan langkah kongkret untuk melawan praktik monopoli ini. Salah satunya yang dapat dilakukan oleh para nelayan adalah membentuk sebuah kelompok yang diisi oleh para nelayan bisa dalam bentuk koperasi, yang berfokus pada membentuk pengepul mandiri untuk para nelayan. Dengan kata lain, para nelayan tidak perlu menjual hasil ikan kepada para pengepul – pengepul besar yang mempermainkan harga, mereka dapat menjual hasil laut mereka kepada koprasi pengepul yang beranggotakan para nelayan itu sendiri.
Koperasi ini dapat berjalan saat dukungan dari pemerintah juga berjalan dengan baik dan tepat sasaran. Para nelayan pertama – tama harus mendapatkan bantuan modal dan peralatan melaut yang memadai. Hal ini supaya para nelayan tidak lagi bergantung kepada para pengepul untuk meminjamkan peralatan dan modal melaut kepada para nelayan. Dengan begitu para nelayan tidak perlu harus menjual hasil lautny akepada satu orang pengepul saja, Nelayan dapat mencari penawaran tertinggi untuk hasil lautnya, atau bahkan menjual langsung hasil lautnya ke konsumen. Selain itu nelayan juga dapat menjual ke koperasi pengepul yang sudah mereka bentuk, yang pasti tidak terdapat permainan harga di koperasi tersebut. Dapat dipastikan bahwa harga di kopersi tersebut adalah harga riil yang terdapat di pasar, karena koperasi tersebut dikelola oleh nelayan itu sendiri. Dengan demikian mereka dapat mematok harga yang pantas untuk hasil laut mereka.
Selanjutnya pemerintah juga harus melakukan pembinaan dan penyuluhan tentang membentuk dan memanajemen kopersi agar koperasi tersebut berjalan dengan baik sebagaimana seharusnya dapat membantuk para nelayan untuk membentuk sistem pengepulan yang mandiri. Apabila para nelayan tidak diperikan pembinaan dengan baik, maka koperasi tersebut tidak akan berjalan sebagaimana mestinya dan hanya akan menjadi wacana yang mungkin tidak dapat terealisasi atau hanya terealisasi sebentar lalu kemudian tidak dapat berjalan kembali. Para nelayan harus dapat memanajemenkoperasi tersebut dengan baik, sehingga tujuan dari koperasi tersebut dapat tercapai yaitu untuk membuat para nelayan mandiri dan tidak selalu bergantung kepada para pengepul yang dirasa telah melakukan praktik monopoli harga ikan.
Para nelayan harus segera mandiri karena apabila tidak, maka para nelayan aka semakin susah untuk lepas dari jerat praktik monopoli tersebut. Para nelayan akan memilih untuk diam dan selalu mengikuti sistem yang telah ada. Butuh komitmen yang tinggi dar berbagai pihak untuk segera menyelesaikan permasalahan ini, baik dari pemerintah, warga sekitar, hingga para nelayan itu sendiri. Seluruh pihak harus bekerja sama untuk membantu meningkatkan kesejahteraan para nelayan salah satunya dengan cara pembuatan kopersi yang bergerak di biang pengepulan ikan tersebut. Pemerintah harus mendukung gerakan ini dan para nelayan juga harus siap untuk bergerak dan melawan praktik monopoli tersebut.
Demikian, semoga bermanfaat. Penulis artikel Yodan Tunggul Pranata. Terimakasih.
0 komentar:
Posting Komentar